Minggu, 13 April 2008

Demokrasi Abu-abu


Negara kita dalam dalam situasi yang abu-abu yang jelas arahnya katanya menganut asas demokrasi. Demokrasi masih setengah-setengah didirikan kebebasan masih dikekang tapi tidak dipungkiri kebebasan sudah dirasakan menkipun tidak semuanya merasakan.

Negara ini diserang globalisasi yang menerebos batas-batas teritorial, budaya asing cepat dan mudah masuk tehnologi informasi dan komunikasi menyuguhkan kemudahan dan dijadikan gaya hidup dikalangan masyarakat Indonesia. Negara kita terus dihantam dan dijajah oleh hegemoni dan intervensi negara asing yang setiap saat menghantui negera ini! Dimanakah taring negera ini, apakah tidak punya kekuatan untuk mempertahankan harkat dan martabat bangsa telah sekian lama bangsa kita dicabik-cabik dan dikoyak, apakah kita hanya diam dan diam tidak mau bergerak untuk melawan penindasan yang sudah mengkarat.

Bangsa ini dijajah dan belum merdeka terbukti kita masih dijajah secara ekonomi: masih ketergantugan kepada negara asing. Budaya: kita gengsi dengan budaya nusantara lebih bangga dengan budaya luar yang serba nyentrik dan glamor. Food: bangga memakan maknan serba instan, makan-makanan KFC, MCD dll. Bangsa ini kehilangan identitas jati diri sebagai orang timur. Bangsa ini kaya akan ragam budaya plural dari sabang samapai marauke, siapa yang meneruskan tradisi kebudayaan selain kita sebagai penerus bangsa, apakah kita tidak peduli dan apatis terhadap bangsa ini, bangsa ini terlalu disakiti orang bangsa lain. Seperti yang dilakukan oleh tetangga malaysia mencaplok budaya indonsia: yanyian rasa sayang-sayange, angklung, reog Ponorogo, bahkan makanan melayu Riau kalau engga salah. Diklaim juga punya Malaysia.

Identitas maha karya kebudayaan Indonesia selalu jadi perhatian. Disini dibutuhkan pengorbanan anak bangsa untuk mempersatukan semangat kebangsaan membela tanah air meskipun yang dikorbankan tumpah darah!!! Salam pergerakan. Tangan terkepal dan maju kemuka “Bumi Hanguskan Penindasan Semestakan Rimba Keadilan”.

0 komentar: