Minggu, 13 April 2008

Potret Kemiskinan Cuma Jadi Pajangan



MAHASISWA yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) kembali melancarkan aksi bisu. Isu yang diusung masalah pangan dan gizi buruk masyarakat.

Dalam selebaran di depan Istana Negara dan Bundaran Hotel Indonesia akhir pekan lalu BEM UI menyatakan kebingungannya atas realita di masyarakat. “Hati kami hancur melihat kelaparan dan busung lapar di negeri ini.

Padahal, kita tidak dijajah dan tidak diembargo dunia internasional. Tapi kenapa luka bangsa yang telah merdeka 62 tahun begitu menyakitkan?” Bumi Pertiwi bukanlah sebuah galeri di mana potret-potret kemiskinan dan kelaparan hanya menjadi sebuah pajangan. Indonesia merupakan negara kesejahteraan dan pemerintahan yang bertanggung jawab mensejahterakan rakyatnya. Namun kenyatannya, rakyat harus menelan pil pahit.

Apakah Presiden menangis melihat rakyatnya kelaparan, makan nasi aking, memungut sisa-sisa sampah untuk dimakan hingga busung lapar? Saudara-saudara kita sudah tidak bisa menunggu lagi. Mereka menangis, menjerit minta pemimpin bergerak menolong nasib mereka. Luka bangsa ini harus segera diobati. Negeri yang ditetesi darah para pejuang dengan bambu runcing ini harus benar-benar merdeka seutuhnya.

Tak boleh lagi ada yang kelaparan, makan nasi aking dan yang memungut sisa-sisa sampah untuk dikonsumsi. Untuk itu, BEM UI mendesak pemerintah untuk segera menyelesaikan permasalahan pangan dan gizi masyarakat; Menjamin ketersediaan dan keterjangkauan harga pokok bagi rakyat dan mengembalikan kedaulatan bangsa pada sektor pangan, ekonomi dan energi. BEM UI 2008 (Sumber Rakyat Merdeka)

0 komentar: